SINGKAWANG-Wali Kota Singkawang menetapkan kelompok kerja Gerakan Sayang Ibu (GSI) Kota Singkawang. Hal itu dilakukan, bukti keseriusan Pemkot Singkawang dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat.Demikian relis yang diterima dari Media Center Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Singkawang, kemarin. Wali Kota Singkawang selesai menutup Festival Singkawang, Sabtu (2/7) menjelaskan, tolok ukur keberhasilan kinerja pembangunan dibidang kesehatan adalah terciptanya kesehatan masyarakat yang tinggi. Hal ini dapat diukur dengan beberapa indikator salah satunya adalah angka kematian ibu (AKI) harus rendah.
“Untuk menekan angka kematian ibu serta meningkatkan kualitas hidup perempuan dipandang perlu pihaknya menetapkan Kelompok Kerja Gerakan Sayang Ibu Kota Singkawang.” Kata Hasan Karman, angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian anak (AKA) merupakan indikator kesehatan. Sementara, kata dia, kesehatan adalah salah satu komponen, Human Development Index (HDI), sebuah ukuran untuk menentukan kualitas hidup manusia.
“Gerakan Sayang Ibu merupakan suatu gerakan yang dilaksanakan dalam upaya membantu salah satu program pemerintah untuk peningkatan kualitas hidup perempuan melalui berbagai kegiatan yang berdampak terhadap upaya penurunan angka kematian ibu (AKI) karena hamil, melahirkan dan nifas,” ujarnya.
Terbentuknya Pokja GSI Kota Singkawang, Walikota mengharapkan pokja ini segera melaksanakan tugas pokoknya. Tugasnya, kata dia, antara lain, melakukan pengkajian dan HDI analisa terhadap permasalahan-permasalahan yang berkembang dengan upaya menurunkan AKI, merumuskan rencana kerja lengkap dengan matriks pelaksanaan GSI Kota Singkawang.
Selain itu, merumuskan kebijakan bersama untuk melaksanakan strategi percepatan penurunan AKI yang dapat dijalankan masing-masing sektor terkait sebagai bagian dan tugas utama secara efektif, mengembangkan metode pemantauan yang sederhana mulai dari input, proses, output dan impact. “Tak hanya itu, tugas pokoknya adalah, melakukan monitoring dan evaluasi, melaporkan kemajuan program serta mengupayakan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil mulai dari polindes sampai ke rumah sakit rujukan sampai mengembangkan metode pemantauan kualitas pelayanan yang dapat dinilai setiap saat.” (zrf)
http://www.pontianakpost.com/index.php?mib=berita.detail&id=93813
Tidak ada komentar:
Posting Komentar